Oleh: Cecep Dudung Julianto
Bahasa mempunyai peranan penting dalam proses berpikir seseorang. Dalam kegiatan berbahasa, kosakata mempunyai peranan menjelaskan pengertian, menyampaikan ide, konsep, serta gagasan. Fungsi kosakata dalam sebuah teks atau karangan sangat besar. Secara khusus, Johnson and Pearson (1987) mengemukakan bahwa kosakata menjadi simbol ringkasan untuk semua konsep yang dapat memungkinkan seseorang untuk mengemukakan makna yang banyak dalam ruang dan waktu yang singkat. 
Melalui kosakata, seseorang dapat memperoleh keterampilan berbicara dan menulis. Pemerolahan kosakata dapat dilakukan melalui kegiatan menyimak dan membaca. Sumber pengembangan kosakata bahasa Indonesia terdiri atas tiga kelompok, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Dalam tulisan ini, penulis akan mengkaji pengembangan kosakata yang berasal dari bahasa asing. Proses penyerapan bahasa asing selama ini dilakukan melalui penerjemahan ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Penyerapannya dilakukan melalui penyesuaian ejaan, lafal, ataupun tanpa perubahan. Kecenderungan penyerapan kosakata bahasa asing dilakukan karena ketidaktersediaan kosakata padanan bahasa Indonesia terutama dalam bidang ilmu dan teknologi.
Namun, penyerapan kosakata dari bahasa asing tidak jarang menimbulkan kesalahan pemakaian bentuk bahasa baku. Beberapa kata yang sering kali tertukar adalah kata yang menggunakan fonem ‘e’ dan ‘i’. untuk membuktikan pernyataan ini, coba pilih manakah kata yang baku dari ketiga kata berikut ini. Pertama, apakah ‘resiko’ atau ‘risiko’? Kedua, ‘praktek’ atau ‘praktik’? Ketiga, ‘apotek’ atau ‘apotik’? Untuk mengetahui jawabannya, penulis akan membahas secara terperinci dari setiap kata tersebut.
1. Resiko atau Risiko?
Apabila beranggapan bahwa kata ‘resiko’ adalah jawaban yang benar, Anda keliru dan termasuk sebagian besar masyarakat Indonesia.  Bahkan dalam sebuah surat kabar nasional terkemuka, penulis sering menemukan kesalahan tersebut. Selain itu, Anda tidak akan pernah menemukan makna kata ‘resiko’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 
Secara etimologi, ‘risiko’ berasal dari bahasa Inggris ‘risk’ yang berarti akibat atau efek. Pengucapan kata tersebut dalam bahasa Inggris dilafalkan ‘risk’ bukan ‘rest’. Dalam bahasa Indonesia, ‘Risiko’ termasuk kategori kata benda. Selanjutnya, menurut KBBI, risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Contoh dalam kalimat seperti “Dia berani menanggung risiko dari perbuatannya itu.”
2. Praktek atau Praktik?
Kata “Praktek” tampaknya merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam banyak ragam. Kita mengenal malpraktek, kerja praktek, dan praktek dokter. Kata “Praktek” merupakan kata serapan yang tidak baku dan menyalahi pedoman pembentukan istilah. Kata ‘praktik’ (kata serapan yang baku) berasal dari bahasa Inggris ‘practice’ dan bahasa Belanda ‘praktisch’ yang berarti percobaan.
Akhiran -ic dalam bahasa Inggris atau -isch dalam bahasa Belanda,  disesuaikan menjadi -ik dalam bahasa Indonesia. Praktik adalah serapan yang tepat, sehingga kata yang tepat adalah malpraktik, kerja praktik, dan praktik dokter. Namun demikian, kata ‘praktek’ lebih sering digunakan daripada ‘praktik’. Dari kata praktik, diturunkan menjadi kata praktikan (orang yang sedang melakukan praktik) dan praktikum (kegiatan yang terkait dengan praktik atau percobaan).
3. Apotek atau Apotik?
Setelah membaca hasil pembahasan kata ‘praktik’ di atas, manakah kata yang baku, ‘apotek’ atau ‘apotik’? Apabila jawaban Anda adalah apotik, maka Anda sudah terkecoh. ‘Apotek’ adalah kata serapan yang benar. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan kata ‘apotek’ bukan berasal dari bahasa Inggris, melainkan berasal dari bahasa Belanda, yaitu ‘apotheek’. Dalam bahasa Inggris apotik adalah pharmacy store. Aturan dalam penyerapan kosakata dari istilah asik menyebutkan bahwa akhiran –eek dari bahasa Belanda ditulis menjadi –ek dalam bahasa Indonesia. Dari kata apotek lahir kata turunan ‘apoteker’ yaitu Orang yang mengurusi apotek.
Berdasarkan hasil pembahasan dari beberapa kata di atas, penulis dapat simpulkan bahwa kata serapan yang berasal dari bahasa asing yang baku adalah risiko, praktik, dan apotek, bukan resiko, praktek, atau apotik.  Mari kita mulai mempraktikkan penggunaan kata yang sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan agar kekeliruan atau ‘kesalahan yang membatu’ ini tidak terwariskan kepada generasi-generasi penerus bangsa karena bagaimanapun baiknya mutu daya ungkap bahasa Indonesia tanpa diimbangi dengan peningkatan mutu penggunaannya tidak akan membawa banyak perubahan.
Daftar Pustaka
 
Jumariam, Meity T. Qodratillah. Peny. 1995a. Pedoman Pengindonesiaan Nama dan
          Kata Asing. Jakarta; Balai Pustaka.
————————– l995b.  Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Kridalaksana, Harimurti. 2000. “Kata: Pemekaran Konsep, Pengembangan Makna“. dalarn Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan. Peny. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi: Pemantapan Peran Bahasa sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta; Pusat Bahasa.
Martinus, Surawan. Kamus Kata Serapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
system/sistim, mana yang benar?
BalasHapusdan berikan penjelasannya