Dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua (orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Rabbku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.” (QS al-Isra, 17:24)
Senin, 05 Maret 2012
Tergadai Garis Darah
Setelah garis darah melucuti perasaan..
Aku sudah terbangun,
Bahkan mampu berlari dari kenangan,
Semua perasaan itu sudah aku timbun
Di bawah dinginnya salju Rusia
Dalam dasar kutub utara,
Garis darahmu yang telah menelanjangi semuanya,
Bukan salahku apabila kau masih merangkak di atas puing-puing
Kenangan itu, kita hanya menuliskan harapan di atas kolam..
sekarang, Kau tak usah duduk (lagi) di depan pelataran hati
Datang seolah prajurit perang
yang pulang layaknya pecundang
Semua rasaku lenyap
Bersamaan abu dan asap
dari cinta yg pernah kita pajang
Saat matahari melolong
kini,
di bawah surya yang
mengeringkan karang
Aku berselonjor di bibir pantai
Menonton ombak-ombak menari
menyapukan cerita kita yang
Masih tersangkut di selaput karang
Tanpamu, air laut tetap asin
dan langit tetap menyala
walau terkadang mendung
Dara Hatiku Karam
Kuletakkan rasa rindu di depan pelataran hatimu....
lalu, aku nyalakan bulan di atas atap rumahmu,
Dan memintanya menjagamu,saat kau tengah asik dalam bunga tidur...
 
esok, kala bulan menelur
dan dedaunan berkeringat sunyi
Aku tetap tersadar, setengah keping hatimu sudah diikat cincin lelaki lain
 
tak apa, senyummu menjadi pelipur lara walau hatiku karam sebelum sampai di dermaga cintamu.
 
Dara,
saat kau terbangun,aku ingin tertidur.
Pelafal Rindu
Sepertiga malam membuat pori-pori membeku
Riak air  menemaniku tertegun di depan jendela
kamar, langit membuat bintang pulang lebih awal
Dan bulan pun tertidur galau
 
Suara-suara halilintar yang berkejaran
tak kunjung menjernihkan lamunan
Bayangmu kian riang bermain di pojok mata
berlari masuk mengitari perasaan
Lalu, sesekali terhentak di persimpangan Jalan
 
Ada apa, Ra?
saat otakku dipenuhi senyummu
potret kita tengah berurai air mata
kini, aku lelah menari  dengan bayangmu
 
saat adzan awal berkumandang
aku ingin pulang
membungkus hati dengan kafan
agar esok, bulan datang terang
Langganan:
Komentar (Atom)
